Minggu, 29 April 2018

SERDANG DAN JOHOR DIGOYANG TARIAN DAERAH OLEH 1800 PENARI

Menyambut hari tari sedunia World Dance Day 2018 masyarakat Serdang tidak ingin ketinggalan, dengan diikuti oleh ratusan pemuda di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang di gelar tarian massal, kegiatan serupa juga dilakukan di negeri jiran Johor Malaysia dalam waktu bersamaan sebagai pengikat tali persaudaraan. Acara ini digagas oleh Sanggar Hang Tuah dan TPM Pantai Labu serta Pemerintah Desa Paluh Sibaji yang memang sedang gencar melakukan pelestarian alam dan budaya terlebih sejak dibukanya taman wisata Pantai Putera Serdang.




Selain menarikan tarian Melayu yang telah melegenda yaitu tari serampang dua belas yang asli berasal dari negeri Serdang, juga dipentaskan tarian Jawa, Aceh , Simalungun , Karo dan berbagai tarian multi etnis lainnya. Seluruh tarian dipimpin oleh para penari dari Sanggar Hang Tuah , Sanggar Teater dan Tari Lingkaran, dan Sanggar Siswo Langgeng Budoyo.

Kerjasama antara Sanggar Hang Tuah dan Penggiat Zapin Negeri Johor berhasil menampilkan tarian dengan penari terbanyak dengan jumlah 1800 penari, hal ini sangat menggembirakan dan merupakan pencapaian yang patut diacungkan jempol, selain melestarikan tarian juga berhasil membina sebuah persahabatan dengan negeri jiran yang hanya dipisahkan oleh selat Melaka.
Semangat kebersamaan dan persaudaraan dari berbagai etnis dan suku, bahkan antar negara telah dibuktikan dengan harmonis oleh masyarakat Serdang yang sedari dulu telah menjadi masyarakat yang heterogen dan saling menghormati satu sama lain.




Semoga kegiatan ini mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai budaya sendiri, menjaga persaudaraan dan ikatan silaturahim antar sesama dan menjadikan negeri Serdang sebagai wilayah yang kaya akan seni dan budaya, alam yang terjaga dan memiliki masyarakat yang ramah dan bersahabat, tahniah. (Redaksi //28-04-2018)

Senin, 09 April 2018

KENDURI LAUT DI PANTAI PUTERA SERDANG DESA PALUH SIBAJI DISAMBUT RIBUAN MASYARAKAT

Tanggal 1 April 2018 yang lalu, desa Paluh Sibaji kecamatan Pantai Labu kabupaten Deli Serdang mengadakan perhelatan adat kenduri laut atau disebut juga upacara adat jamu laut. Upacara ini merupakan tradisi dari Kesultanan Serdang dan masyarakatnya sejak abad ke 17, upacara yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang didapat melalui hamparan laut, laut telah menjadi salah satu sumber kehidupan utama bagi masyarakat Serdang yang tinggal di pesisir pantai.


Upacara kenduri atau jamu laut ini diadakan apabila terjadi banyak kecelakaan di laut, timbul penyakit di lingkungan masyarakat sekitar atau berkurangnya hasil tangkapan nelayan, biasanya persoalan tadi dicermati oleh para tokoh adat dan masyarakat kemudian diputuskan untuk dilakukan upacara kenduri laut. Dalam upacara tersebut memiliki beberapa syarat seperti memotong kerbau yang dagingnya dimasak dan dinikmati bersama masyarakat yang hadir sedangkan bagian kepala, kulit, isi perut dan tulang dijahit kembali seperti sediakala dan di hantarkan ke tengah laut agar biota laut juga ikut menikmati binatang kurban tersebut. Setelah kerbau dihantarkan maka para nelayan tidak boleh mengambil biota laut dalam waktu tiga pasang dan tiga surut air laut, pantangan lain yaitu nelayan tidak boleh buang hajat disisi kiri sampan, tidak boleh membuang apapun kedalam sampan atau pinggir pantai, tidak boleh menjemur baju basah diatas sampan. Jika pantangan ini dilanggar maka dilakukan tindakan atau hukuman sesuai adat yang berlaku di masyarakat Kesultanan Serdang.


Hadir dalam upacara tersebut Tuan Syekh Ibrahim Silau Laut sebagai ulama yang memimpin do’a dan zikir, hadir pula zuriat Kesultanan Serdang Tengku Mira Sinar gelar Tengku Puan Puteri Bongsu sebagai ahli bay’at saat pelepasan hewan qurban mewakili Sultan Serdang Tuanku Ahmad Tala’a Syariful Alamsyah yang berhalangan hadir dikarenakan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan, hadir pula Tengku Ryo Rizqan gelar Tengku Merdangga Diraja - Wazir Wangsa Negara Kesultanan Serdang yang menyampaikan penjelasan sekilas tentang upacara kenduri laut beserta pantang dan larangannya. Juga hadir pelaksana tugas Bupati Deli Serdang H.Zainuddin Mars beserta beberapa kepala dinas dan rombongan, kepala desa Paluh Sibaji Abdul Hafiz, tokoh dan unsur masyarakat lainnya.
Pada kesempatan yang sama diberikan juga santunan bagi dua ratus anak yatim yang berada di sekitar desa Paluh Sibaji, upacara adat ini juga sekaligus sebagai kegiatan syukuran atas dibukanya objek wisata alam Pantai Putera Serdang tempat berlangsungnya upacara kenduri laut.

Upacara seperti ini merupakan khasanah budaya Melayu Indonesia yang harus terus dilestarikan, karena banyak nilai kearifan lokal yang bermanfaat bagi generasi berikut dalam menjaga dan menghargai alam sebagai rezeki dari Allah SWT, ujar pelaksana tugas Bupati Deli Serdang - H.Zainuddin Mars. Beliau menyampaikan pidato ditengah ribuan masyarakat yang hadir di kawasan pantai Putera Serdang yang antusias mengikuti dan menyaksikan upacara tersebut.