Jumat, 17 Agustus 2018

LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA BERKUMANDANG LEWAT PERMAINAN SOLO BIOLA PUTERA SERDANG


Siapa yang tak kenal lagu Indonesia Raya di bumi pertiwi Indonesia, lagu ini telah menjadi semangat bagi seluruh masyarakatnya namun tak banyak yang tau sejarah dari proses terciptanya lagu kebangsaan ini. Indonesia Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman, menurut beberapa tulisan sejarah menjelaskan bahwa nada nada lagu tersebut diciptakan lewat dawai dawai biola dan kemudian dikumandangakan hanya dengan permainan solo biola oleh sang komposer sendiri pada tahun 1928 ketika Kongres Pemuda II di Jakarta. 
Sejak tahun 1928 hingga masa sekarang hampir dikatakan tidak pernah lagi dikumandangkan hanya dengan bunyi biola, karena memang tidak ada lagi yang bisa menghalangi warga negara Indonesia untuk menyanyikannya, berbeda dengan kondisi pada tahun 1928 ketika Indonesia masih dalam cengkraman kolonial Belanda.
Belum lama ini, dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 73 salah seorang putera terbaik Serdang yang memang mahir memainkan biola telah memainkan dan merekam Indonesia Raya hanya dengan solo biola, kegiatan tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa bangga terhadap negara Republik Indonesia. Pemain biola tersebut adalah Tengku Ryo Rizqan gelar Tengku Merdangga Diraja Kesultanan Serdang, sebagai putera bangsa ia merasa perlu untuk memainkan lagu kebangsaan ini sebagai penghormatan dan mengenang kembali proses perjuangan para pendahulu yang berjuang dengan berbagai bidang termasuk musik, 'lagu Indonesia Raya seperti memiliki enerji magis, membuat kita merasakan kebanggaan dan jiwa juang atas bangsa dan negara, lagu ini punya kesan tersendiri bagi saya' demikian ujarnya disela sela diskusi bersama tim BNS.

                                                                                   sumber: youtube

Didalam video tersebut Tengku Ryo sengaja mengenakan baju tradisional Melayu yang disebut Telok Belanga berwarna hitam, bagi masyarakat Serdang baju berwarna hitam melambangkan kebahagian, " Sengaja saya mengenakan pakaian Melayu karena sebagai pesan bahwa Indonesia dimiliki oleh masyarakat Melayu tanah air, dan masyarakat Melayu di tanah air adalah milik Indonesia, saya selalu bangga akan identitas saya sebagai orang Melayu dan saya sangat bangga menjadi orang Indonesia, semoga seluruh masyarakat semakin kuat menjaga keutuhan bangsa dan negara kita, terutama masyarakat Melayu", demikian Tengku Ryo menjelaskan secara lugas dan bersemangat.

Tengku Ryo adalah musisi yang sudah tidak asing lagi di kancah musik nasional maupun internasional, sepak terjangnya dalam memperjuangkan perkembangan musik Melayu dan kain songket Melayu sudah tak bisa diragukan lagi, perjuangan budaya itu telah membawanya tampil ke berbagai negara hingga ke ajang seperti Couture New York Fashion week di New York City - USA dan beberapa media online seperti Voice of America (VOA), Okezone celebrity, Republika Internasional dan media lainnya telah mencatatnya sebagai salah satu maestro biola Indonesia dan pejuang kain tradisional Indonesia ke kancah internasional. Tengku Ryo juga pernah dianugrahi The Best Male Artiste oleh event bergengsi CHT International Award di Kuala Lumpur, Malaysia. Bagi Tengku Ryo, musiknya bukan hanya untuk hiburan semata namun merupakan sebuah bentuk perjuangan dan semangat dari masyarakatnya untuk terus mengumandangkan nilai nilai kecintaan terhadap ibu pertiwi. (red 17/08/2018)

Himbauan dan seruan Sultan Serdang IX menyambut peringatan HUT RI ke 73


Sultan Serdang IX DYMM Tuanku Achmad Thala'a Syariful Alamsyah menghimbau seluruh masyarakat yang berada maupun yang berasal dari negeri Serdang untuk bersama sama menjaga keutuhan bangsa dan negara, pidato tersebut di rilis resmi oleh sekretariat Kesultanan Serdang di Medan (16/8/2018).
Dalam himbauan tersebut, Sultan Serdang menegaskan pentingnya menguatkan nilai toleransi dan mengedepankan pendidikan agar negeri Serdang siap bersaing dalam era globalisasi dan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembang bangsa dan negara ke depan.